Kondisi Pasca Perang

Setelah kalian membaca alur perang saudara di Amerika, tentu kalian sudah bisa membayangkan kondisi apa yang timbul akibat perang itu bukan? Ya kalian benar, banyak permasalahan yang timbul sesudah perang. Beberapa di antaranya adalah porak- porandanya sebagian wilayah AS, anjloknya taraf kemakmuran penduduk wilayah selatan, dan masih tingginya sentimen kebencian antara penduduk wilayah Utara dengan Selatan.

Untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut, sejak perang berakhir hingga tahun 1867, AS memasuki periode yang dikenal sebagai era Rekonstruksi (Reconstruction). Sejumlah masalah berhasil diselesaikan selama periode tersebut, namun sebagian lainnya tetap tidak terselesaikan. Salah satu suara negatif bahkan menganggap kalau era Rekonstruksi tidak lebih sebagai upaya orang-orang di wilayah Utara untuk membalas dendam dan memperkuat dominasinya atas wilayah Selatan.

Selain berbagai permasalahan tersebut, ada dampak positif yang dapat diambil dari perang ini. Perang ini melahirkan sosok pemimpin yang berpengaruh besar terhadap kedua wilayah masing-masing. Di bagian selatan, perang ini melahirkan sosok Robert Lee, ia berhasil merebut banyak simpati orang karena kegemilangannya dalam memimpin dan kebesaran hatinya dalam menerima kekalahan. Bagi utara perang tersebut melahirkan pahlawan yaitu Abraham Lincoln yang didalam dirinya berniat untuk menyatukan negara kembali tetapi tidak dengan kekerasan dan penindasan namun dengan kehangatan dan kemurahan hati.

Di tahun 1864, Abraham Lincoln terpilih untuk kedua kalinya sebagai presiden mengalahkan saingannya dari Partai Democrat George McCellan. Tiga minggu kemudian, dua hari setelah Lee menyerahkan diri, Lincoln mengeluarkan pernyataan terakhirnya kepada publik dimana ia akan mengeluarkan sejumlah kebijakan Rekonstruksi yang murah hati. Namun sebelum dapat merealisasikan niatnya, Abraham Lincoln terbunuh. Sehingga tugas berat berada di tangan Andrew Johson dalam menentukan status dari negara bagian yang telah melepaskan diri.